TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP KEPATUHAN ORANG KRISTEN KEPADA PEMERINTAH
Oleh : Tumini Sipayung; Roma Sihombing
Diterbitkan di : BISMAN INFO
Volume : 8 No : 1 Juni 2021
Penerbit : Politeknik Unggul LP3M
ISSN : 2355-150X
Abstrak
Kalau pemerintah menjalankan amanah konstitusi, tidak sulit bagi rakyat untuk menaruh hormat dan mematuhinya. Tapi jika pemerintah bersifat otiriter, tidak adil, korup, bagaimana orang Kristen menyikapinya. Tinjauan teologis, berbeda dengan tinjauan politik maupun tinjauan sosial. Tinjauan teologis memakai kacamata Alkitab melihat eksistensi pemerintah, dan menyelesaikan permasalahannya. Alkitab memandang bahwa pemerintah adalah instrumen Tuhan untuk mencapai kesejahteraan warganya. Juga, pemerintah adalah hamba Allah, yang berasal dari Allah, sebagai perpanjangan tangan Allah untuk menegakkan hukum dan peraturan. Karena tanggungjawab itu sangat strategis dan berat maka Alkitab menyuruh orang Kristen mendukung pemerintah, bukan justru mengutuki atau melawan pemerintah. Sebagai loyalitas, Alkitab menyuruh orang Kristen membayar pajak dan semua kewajibannya. Patuh kepada pemerintah, adalah aplikasi patuh kepada Tuhan. Terhadap pemerintahan yang bengis dan otoriter, Alkitab menyuruh orang Kristen untuk mendoakannya, tentu juga mengkritisi dan mengingatkannya agar tidak bermain-main dengan kepercayaan Tuhan. Tapi tidak satu pun ayat ditemukan dalam Alkitab, yang menyuruh orang Kristen melakukan pemberontakan, apalagi sampai menjatuhkan dengan alasan apapun. Memang dalam situasi tertentu sehingga terjadi sikap memilih, apakah memilih kaisar (penguasa) atau Allah, maka pilihan harus jatuh pada Allah. Alkitab secara eksplisit memberitahu bahwa pemerintah berasal dan ditetapkan oleh Allah. Barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya (Roma 13 : 1-2).