Oleh : Tumini Sipayung, Roma Sihombing
Diterbitkan di : BISMAN INFO
Volume : 8 No : 3 Desember 2021
Penerbit : Politeknik Unggul LP3M
ISSN : 2355-150X
Abstrak
Dunia sedang sakit, dan di mana pun anak-anak manusia berdiam, penderitaan berlimpah. Di setiap sisi ada pencarian untuk mengharapkan bantuan. Meskipun kemajuan ilmu kedokteran dan bedah; meskipun pasukan besar perawat terlatih, seperti pasukan bersenjata kulit putih, maju dengan keterampilan hebat untuk berperang melawan penyakit dan kematian, namun di semua negeri beradab penyakit dan penderitaan meningkat pesat. Healing ministry (pelayanan kesembuhan) menjadi satu harapan untuk menjawab penderitaan tersebut, ia menjadi sentral pelayanan Kristen. Sejak dalam kandungan hingga detik-detik akhir hidup seseorang, melekat praktek healing misnistry. Sejak dinyatakan sebagai makluk hidup (manusia) dalam kandungan ibu, seseorang sudah bisa terkena masalah penolakan, dan keadaan itu akan mempengaruhi perjalanan hidupnya setelah lahir hingga berikutnya. Bahkan akhir hidup seseorang, sering dipengaruhi karena fakta penyakit. Healing ministry meneropong semua bagian kehidupan tersebut untuk memberikan solusi. Tidak sekedar berbicara tentang kesembuhan fisik (kesehatan tubuh jasmani), yang paling menggeliat justru masalah kesembuhan psikis ataupun rohani. Masalah kerohanian sangat mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Itu berarti menyelesaikan persoalan kehidupan tidak dapat dipisahkan tanpa menangani spiritual seseorang. Dengan metodologi kualitatif, yang mengumpulkan referensi perpustakaan, serta mempertimbangkan pengamatan di lapangan, penulis menemukan bahwa Alkitab sudah membicarakannya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dengan efektifnya healing ministry menjawab kebutuhan orang-orang yang mengalami sakit fisik dan psikis, maka kualitas hidup seseorang semakin tinggi, itu berarti produktifitas hidupnya menjadi semakin meningkat.