Oleh : Tumini Sipayung, Roma Sihombing
Diterbitkan di : BISMAN INFO
Volume : 5 No : 4 Oktober 2018
Penerbit : Politeknik Unggul LP3M
ISSN : 2355-1500
Abstrak
Konsep diri yang benar berarti melihat diri dalam kacamata Allah, bukan kaca mata orang lain, diri sendiri, atau Iblis. Penglihatan manusia atas dirinya sendiri sering berubah-ubah, demikian juga orang lain pandangannya terhadap diri kita cenderung tidak stabil. Pandangan diri kita terhadap diri sendiri sering didasarkan kepada situasi hati kita. Jika hati kita dalam keadaan segar dan nyaman, kita melihat diri kita baik dan posistif; jika situasi kita dalam keadaan gundah gulana, pandangan kita terhadap diri kita negatif dan sempit.
Lebih parah pandangan orang lain, jika seseorang dalam keadaan senang dan punya maksud atas hidup kita, dia memandang kita secara indah dan baik; namun jika dia tidak senang, apalagi membenci diri kita, maka pandangannya tentang eksistensi hidup kita akan buruk dan usang. Cara pandang orang lain dan diri kita sendiri, telah dinoktahi oleh dosa dan kutuk. Dosa membutakan pikiran dan mata rohani, sehingga cara pandang kita menjadi buta dan gelap.
Cara pandang kita terpulihkan ketika kita kembali kepada pencipta kita, yakni Allah. Allah telah memberitahu bahwa kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Tabiat dan karakter Allah telah ada dalam diri kita. Kita memiliki kasih, kesadaran, kelemah-lembutan, penguasaan diri, sukacita, dan damai sejahtera. Tapi semua itu menjadi terselewengkan ketika lingkungan mempengaruhi kita. Kita tidak lagi kita apa adanya, tapi sudah menjadi apa kata orang dan diri kita atas kita. Namun kembali kepada Tuhan, atau kembali kepada kebenaran dalam Alkitab tentang siapa kita, itu menjadi cara pemulihan yang efektif. Menemukan gambar diri yang benar, berarti menemukan suara Allah atas hidup kita.